SIGI — Konflik sosial yang telah bertahun-tahun melanda antara Desa Rarampadende dan Desa Pesaku kembali memakan korban jiwa. Masyarakat di perbatasan, khususnya Desa Luku, kini hidup dalam ketidakpastian dan ketakutan. Mereka hanya menginginkan kedamaian dan ketenangan, namun konflik yang tak kunjung berakhir membuat harapan tersebut seolah jauh dari kenyataan. Dolo Barat,Kab.Sigi, Provinsi Sulawesi tengah.
“Sudah terlalu lama kami hidup dalam situasi ini. Kami hanya ingin hidup tenang, tanpa harus khawatir dengan kekerasan yang terus berulang,” ujar salah satu warga Desa Luku yang enggan disebutkan namanya. (11/10/2024)Konflik yang berlarut-larut ini mengakibatkan berbagai kerugian, baik secara materiil maupun mental. Pihak pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya mediasi, namun hingga saat ini solusi jangka panjang belum tercapai. Ketegangan antar warga di dua desa yang bertetangga tersebut kian memuncak, terutama setelah jatuhnya korban jiwa beberapa hari lalu.
Bupati Sigi, Mohamad Irwan Lapata, S.Sos., M.Si., menyadari situasi yang semakin tidak terkendali. Oleh karena itu, beliau telah mengeluarkan Surat Pemberlakuan Jam Malam yang berlaku pukul 21.00 wita sampai 05.00 wita mulai tanggal 10 hingga 17 Oktober 2024. Langkah ini diambil sebagai upaya menekan potensi bentrokan susulan serta memberikan ruang bagi pihak keamanan untuk menjaga stabilitas di daerah perbatasan.
“Kami berharap dengan adanya pemberlakuan jam malam, ketegangan dapat mereda dan masyarakat merasa lebih aman. Namun, ini hanya solusi sementara. Kami terus berusaha mencari jalan keluar yang lebih permanen agar konflik ini dapat segera berakhir,” kata Bupati Irwan dalam konferensi persnya.
Masyarakat Desa Luku, yang berada di garis perbatasan, merasakan dampak langsung dari konflik ini. Selain ketakutan, aktivitas ekonomi dan sosial juga terganggu. Warga berharap agar pemerintah segera menemukan solusi yang tepat untuk menghentikan pertumpahan darah yang sudah terlalu lama terjadi.
“Jika tidak ada penyelesaian segera, kami khawatir generasi muda akan tumbuh dengan trauma dan kebencian,” lanjut warga tersebut.
Pemerintah daerah bersama dengan pihak keamanan dan tokoh masyarakat kini tengah berupaya melakukan dialog lebih intensif guna meredakan situasi dan mencari solusi damai. Masyarakat berharap bahwa dengan upaya bersama, perdamaian yang dinanti akan segera terwujud. (Anjas)