Oleh : Mustapa M, S.Sos,TAPM (Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat) P3MD Kabupaten Pasangkayu. Jum’at (23/05/2025)
harianindonesiapos.com — KopDes dan BUMDes adalah dua jalan yang berbeda menuju tujuan yang sama.
Keduanya sering kali diposisikan sebagai dua entitas yang terpisah, bahkan dianggap saling bersaing. Namun bila kita gali lebih dalam, semangat di balik keduanya adalah tunggal: memuliakan desa yaitu kemandirian dan kesejahteraan desa.
Dua Nama, Satu Tujuan : Membangun Kedaulatan Ekonomi Desa
Sementara KopDes berangkat dari semangat gotong royong dan keanggotaan masyarakat desa untuk memperkuat usaha mikro, akses permodalan, dan ekonomi kolektif.
Sedangkan BUMDes lahir sebagai instrumen pemerintah desa untuk mengelola potensi lokal berbasis regulasi dan tata kelola publik.
Kedua Lembaga tersebut memiliki bentuk, struktur, bahkan tata kelola yang mungkin berbeda dalam masyarakat modern, kerap kali terjadi dualisme yang justru mengaburkan nilai inti pembangunan
Ada yang mengusung KopDes Ada yang memihak BUMDes, hingga tak jarang terjadi konflik ego sektoral dan tumpang tindih kewenangan.
Namun perbedaan tidak dimaksudkan untuk dipertentangkan, melainkan dipertemukan.
Dengan semangat ini, KopDes dan BUMDes seharusnya tidak dipandang sebagai pesaing, melainkan mitra strategis yang saling melengkapi.
Ibaratkan KopDes sebagai Dinamo Sosial BUMDes sebagai Motor, Bayangkan bila sementara KopDes menjadi dinamo sosial yang mendistribusikan manfaat ekonomi itu melalui simpan pinjam, pelatihan kewirausahaan, atau koperasi petani.
BUMDes menjadi motor penggerak pengelolaan aset desa—penginapan wisata, pasar digital, distribusi produk lokal
Dengan demikian: KopDes menjadi sarana pemerataan hasil. BUMDes menjadi alat optimalisasi potensi.
Keduanya bekerja dalam satu irama yang tunggal dalam pengabdian pada kesejahteraan Masyarakat Desa KopDesa dan BUMdes Merawat Semangat Kebangsaan dari Desa, Indonesia bukan hanya dibangun oleh kota, tetapi oleh ruang-ruang peradaban kecil bernama desa. Desa adalah titik awal sekaligus fondasi peradaban Nusantara. Maka memuliakan desa berarti merawat keindonesiaan
Menghidupkan KopDes dan BUMDes secara harmonis tidak hanya soal ekonomi, melainkan tentang merajut ulang makna gotong royong, musyawarah, dan semangat kolektif yang menjadi jati diri bangsa.
Mari kita rawat semangat ini. Bukan dengan mempertentangkan KopDes dan BUMDes, tetapi dengan menyatukannya dalam visi besar: memuliakan desa sebagai fondasi masa depan Indonesia.
KopDes dan BUMDes adalah satu dalam pengabdian pada Desa.*