PASANGKAYU – Seorang pria asal Desa Sarudu, Dusun Maranggapa, Kecamatan Sarudu, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, Bernama Arman (41) menjadi korban penembakan di rumahnya sendiri pada Jumat, 4 Oktober 2024, malam.
Korban ditembak di bagian leher dan kepala, hingga saat ini korban harus dirujuk ke RS Undata, Kota Palu, Sulawesi Tengah untuk dioperasi guna mengeluarkan proyektil (Peluru) yang ada di tubuh korban.
Perwakilan keluarga korban, Amriyadi Amir menyebutkan awal mula penembakan ini terjadi saat korban Arman sedang di-bully oleh sekelompok warga di dekat tempat tinggalnya pada Kamis, 3 Oktober 2024.
Kemudian korban Arman berselisih dengan seorang warga inisial S akibat pembully-an tersebut. Keributan hampir terjadi, sebab keduanya nyaris adu jotos.
Kemudian S lari bersembunyi ke dalam rumah seorang oknum polisi yang memang berada dekat dengan tempat kejadian.
“Korban tidak berselisih dengan oknum itu, tapi dengan anak-anak yang nongkrong di sekitar situ. Kemudian korban ini kan sempat gedor-gedor pintu rumah karena mencari si S itu, nah istri oknum ini kemungkinan menelepon suaminya dan kemudian suaminya datang untuk mengamankan karena anak-anak yang membully korban ini berlari ke dalam rumah oknum itu,” terang Amriyadi Minggu, 6 Oktober 2024 malam.
Menurut saksi mata kata Amriyadi, oknum ini disebutkan membawa senjata dan balok saat perselisihan antara korban dengan S itu terjadi, namun tak sampai berlangsung lama karena perselisihan dilerai.
Kejadian penembakan ini diduga baru terjadi pada Jumat (4/10/2024) atau pada malam sabtu saat korban sedang berada sendiri di rumah. Korban tiba-tiba berlari ke rumah kepala dusun minta perlindungan.
“Karena korban dalam kondisi berlumuran darah, akhirnya dibawa warga ke Puskesmas. Akibat kondisi korban yang cukup parah dan di Puskesmas tidak ada peralatan medis yang memadai, akhirnya korban di rujuk di RSUD Ako Kabupaten Pasangkayu,” tuturnya.
Korban baru diketahui ditembak kata Amriyadi, Ketika diperiksa di RS Ako ditemukan bekas tembakan di leher dan kepala, dengan proyektil masih berada di tubuh korban tersebut.
Namun lagi-lagi korban terpaksa dirujuk ke rumah sakit lain, karena peralatan medis untuk operasi tak lengkap.
“Saat ini kondisi korban Arman masih kritis, sekarang masih RS di Palu. Misil yang bersarang di leher dan kepala akan dikeluarkan dengan cara operasi,” katanya
Amriyadi menyesalkan Tindakan penembakan tersebut. Pihaknya berharap pelaku dihukum seberat-beratnya dan diproses sesuai hukum.yang berlaku.
“Kami pihak keluarga akan melapor oknum tersebut ke Propam Polda Sulbar agar diproses kode etik,” terang Amriyadi. (*)